![]() |
motif pintu aceh |
Menurut sejarahnya kerajinan emas sudah ada sejak abad
ke 16-17 dalam masyarakat Aceh (ketika pemerintahan raja-raja Aceh) dan terus
berkembang hingga saat ini. Pada tahun 1935 seorang pengrajin Aceh bernama
Mahmud Ibrahim atau lebih dikenal dengan Utoh Mud (sebutan untuk perajin),
membuat sebuah perhiasan emas bernama Pinto Aceh.
Berawal dari opsir Belanda yang merupakan komandan
pada masa pemerintahannya di koetaradja (sebutan
Kota Banda Aceh saat ini). Dari keinginannya menghadiahkan sesuatu untuk
istrinya, setelah mencari ia menemukan pinto khop, monumen peninggalan kerajaan
Sultan Iskandar Muda. Ia ingin bentuk pinto khop tersebut dibuat dalam bentuk
benda fungsional berupa perhiasan, maka dipanggillah seorang perajin emas yang
mempunyai kemampuan untuk membuatnya. Mahmud Ibrahim diminta untuk membuat
perhiasan tersebut dengan mengambil bentuk pinto khop. Terpilihnya Mahmud
Ibrahim sangat beralasan, ini dikarenakan petinggi-petinggi yang ada di masa
itu sudah mengenal Mahmud Ibrahim sebagai perajin emas dan perak. Semua itu
karena kepiawaiannya dalam membuat perhiasan dalam sebuah pameran yang digelar
di acara pasar malam bertempat di lapangan koetaradja (BandaAceh).
Perajin-perajin emas dan perak pada masa itu berkesempatan untuk menunjukkan
kemampuannya dalam membuat perhiasan. Setelah acara selesai perajin yang
dianggap layak akan diberi penghargaan, maka penghargaan diserahkan salah
seorang perajin dalam bentuk sertifikat, oleh panitia pelaksana pasar malam
diberikan kepada Mahmud Ibrahim (Utoh Mud) pada tahun 1926 di Koetaradja.
Utoh Mud yang mengantongi sertifikat bergengsi atas
keterampilannya itu pada tahun 1935 menguji kreatifitasnya selaku utoh (pandai
emas) terkenal dengan menciptakan perhiasan baru Pinto Aceh yang motifnya
diambil dari bangunan Pinto Khop yaitu gerbang kecil tempat permaisuri Sultan
Iskandar Muda keluar masuk ke tepian sungai untuk mandi di abad-abad lampau.
Ketika itu Utoh Mud membuat satu jenis perhiasan saja berupa perhiasan dada
wanita yaitu bros. Sebelumnya jenis bros memang telah ada dalam jaringan
perhiasan tradisional Aceh, namun dengan mengambil motif lain. Bros Pinto Aceh
dengan meniru pintu gerbang yang bernama Pinto Khop tersebut berbentuk ramping
dengan jeruji-jeruji yang dihiasi motif kembang ditambah lagi sebagai pelengkap
dengan rumbai-rumbai sepanjang kedua sisi.
Pintu Khop
![]() |
pintu khop menjadi inspirasi motif pintu aceh |
Bangunan Pintoe Khop merupakan hadiah Sultan Iskandar
Muda kepada istrinya Putri Kamaliah atau disebut Putroe Phang (Putri Pahang).
Ketika itu Sultan ingin mengobati kerinduan sang istri kepada kampung
halamannya pahang (Malaysia). Untuk itu Sultan membangun taman sari di
sekeliling istana yang dikelilingi Krueng Daroy (sungai), taman ini tembus
kesebuah tempat pemandian sang putri bersama dayang-dayangnya. Di tempat
pemandian tersebut ada sebuah pintu yang biasa dilalui oleh sang putri untuk
menuju ke tempat pemandian, pintu inilah yang disebut Pintoe Khop.
Dalam artian secara bahasa Pinto artinya pintu,
sedangkan kata Khop merupakan posisi tertutup/tertelungkup. Jika dilihat dari
bentuk bangunan Pinto Khop, maka didapati bentuk seperti apa yang disebutkan.
Bangunan ini mempunyai pintu depan yang tembus kebelakang dalam posisi yang
sama lurus. Sedangkan posisi kiri dan kanan yang sama, kemudian pada bagian
atas atap membentuk seperti kubah melingkar hingga bertemu sisi kiri dan kanan
bangunan, bangunan ini terbuat dari batu yang disusun.
SEJARAH MOTIF PINTU ACEH
Reviewed by Unknown
on
9:14 PM
Rating:

No comments: