Firman ALLAH SWT
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
Tidak Aku ciptakan jin dan manusia kecuali
untuk menyembah kepada-Ku”
(QS: adz-Dzariyat : 56).
![]() |
jadilah pribadi yang bermanfaat |
Nafi’un Li Ghairihi artinya Pribadi yang
Bermanfaat untuk orang lain.
Sebagaimana Abu Hurairah, seorang Muslim
seharusnya juga memiliki keterpanggilan untuk menolong saudaranya, memiliki
jiwa dan semangat memberi manfaat kepada sesama, memiliki karakter Nafi’un li
ghairihi.
Kebaikan seseorang, salah satu indikatornya
adalah kemanfaatannya bagi orang lain.
Bahkan manusia terbaik adalah orang yang paling bermanfaat bagi orang
lain.
RASULULLAH SAW bersabda:
خير الناس أنفعهم للناس
Sebaik-baik manusia adalah yang paling
bermanfaat bagi orang lain
(HR.
Ahmad, Thabrani, Daruqutni. Dishahihkan Al Albani dalam As-Silsilah
As-Shahihah).
Seorang Muslim, setelah ia membingkai
kehidupannya dengan misi ibadah kepada ALLAH SWT semata, (sebagaimana petunjuk ALLAH
SWT dalam surat Adz Dzariyat ayat 56, ) , maka orientasi hidupnya adalah
memberikan manfaat kepada orang lain, menjadi pribadi yang bermanfaat bagi
sesama, nafi’un li ghairihi. Karenanya, Hasan Al Banna memasukkan nafi’un li
ghairihi ini sebagai salah satu karakter, sifat, muwashafat, yang harus ada
pada diri seorang Muslim.
Siapapun Muslim itu, di manapun ia berada,
apapun profesinya, dituntut untuk memiliki karakter agar memberikan manfaat
bagi orang lain.
Seorang Muslim bukanlah manusia egois yang
hanya mementingkan dirinya sendiri. Ia juga peduli dengan orang lain dan selalu
berusaha memberikan manfaat kepada orang lain.
Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa
seharusnya setiap persendian manusia mengeluarkan sedekah setiap harinya. Dan
ternyata yang dimaksud dengan sedekah itu adalah kebaikan, utamanya kebaikan
dan kemanfaatan kepada sesama.
RASULULLAH SAW bersabda:
كُلُّ سُلاَمَى مِنَ النَّاسِ عَلَيْهِ صَدَقَةٌ
كُلَّ يَوْمٍ تَطْلُعُ فِيهِ الشَّمْسُ ، يَعْدِلُ بَيْنَ الاِثْنَيْنِ صَدَقَةٌ ،
وَيُعِينُ الرَّجُلَ عَلَى دَابَّتِهِ ، فَيَحْمِلُ عَلَيْهَا ، أَوْ يَرْفَعُ عَلَيْهَا
مَتَاعَهُ صَدَقَةٌ ، وَالْكَلِمَةُ الطَّيِّبَةُ صَدَقَةٌ ، وَكُلُّ خَطْوَةٍ يَخْطُوهَا
إِلَى الصَّلاَةِ صَدَقَةٌ ، وَيُمِيطُ الأَذَى عَنِ الطَّرِيقِ صَدَقَةٌ
Setiap persendian manusia diwajibkan untuk
bersedekah setiap harinya mulai matahari terbit. Berbuat adil antara dua orang
adalah sedekah. Menolong seseorang naik ke atas kendaraannya atau mengangkat
barang-barangnya ke atas kendaraannya adalah sedekah. Berkata yang baik adalah
sedekah. Begitu pula setiap langkah berjalan untuk menunaikan shalat adalah
sedekah. Serta menyingkirkan suatu rintangan dari jalan adalah sedekah. (HR.
Bukhari).
Demikianlah Muslim.
Demikianlah Mukmin. Ia senantiasa terpanggil
untuk menjadi pribadi yang bermanfaat bagi orang lain, nafi’un li ghairihi.
Seorang Muslim yang menjadi pedagang atau pebisnis, orientasinya bukanlah
sekedar meraup untung sebesar-besarnya, tetapi orientasinya adalah bagaimana ia
memberikan manfaat kepada orang lain, membantu. mereka memperoleh apa yang mereka butuhkan.
Contoh seorang Muslim yang menjadi guru,
orientasinya bukanlah sekedar mengajar lalu setiap bulan mendapatkan gaji,
tetapi orientasinya adalah bagaimana ia memberikan manfaat terbaik kepada
peserta didiknya, ia mengasihi mereka seperti mengasihi putranya sendiri.
NAF'I'UN LI GHAIRIHI
Reviewed by Unknown
on
6:30 AM
Rating:

No comments: