
Disisi lain, cinta berpasangan dengan benci,
bahagia berpasangan dengan sedih dst. Pasangan-pasangan kontradiktif itulah
yang menjadikan hidup ini indah. Kita tidak akan pernah merasakan nikmat
kesehatan jika sekiranya tidak ada penyakit, tidak ada orang yang sakit. Kita
tidak merasakan nikmatnya kedamaian jika sekiranya tidak ada kekacauan.
Dengan berfikir positif seperti ini, kita
akan menerima gesekan-gesekan hidup ini
menggairahkan, memotivasi dan mengarahkan hidup ini agar kita senantiasa
berada di jalan ALLAH SWT
Cara berfikir seperti inilah yang akan
membuat kita menjadi orang yang ramah, pemaaf, dan pendamai.
Memberi maaf atas kesalahan orang lain, jauh
lebih baik daripada pihak yang meminta maaf.
Untuk memaafkan kesalahan orang lain,
diperlukan :
1.
Besarnya rasa cinta dan kasih sayang kepada orang lain.
2. Menyadari bahwa kita juga memiliki kekurangan dan
kekhilafan, dan kita pun menuntut untuk dipahami, dimaklumi, dan dimaafkan,
jika pada posisi yang keliru.
3. Meyakini bahwa sifat pemaaf itu membahagiakan dan
sifat pemarah dan pendendam itu menyusahkan.
4. Meyakini bahwa memberi pemaaf itu (walaupun
berat), adalah jalan yang benar untuk memperkuat
kepribadian, kedewasaan diri, dan menjadikan kita sebagai orang yang lebih
bijak.
5. Meyakini bahwa sifar pemaaf itu, cara efektif untuk
meraih Maghfirah / Ampunan dari Allah Subhanallahu Wa Taala
Allah berfirman:
اِنْ تُبْدْوْاخَيْرًااَوْ تُخْفُوْهُ اَوْ تَغْفُوْا
عَنْ سُٓوْءِ فَاِنَّ اللّٰهَ كَانَ عَفُوَّا قَدِيْرًا
Jika kamu menyatakan sesuatu kebajikan,
menyembunyikannya, atau memaafkan sesuatu kesalahan (orang lain), maka sungguh,
Allah Maha-pemaaf, Maha-kuasa. ( QS. 4 : 149 ).
Penulis : Mulia Mulyadi
INSAN PEMAAF
Reviewed by Unknown
on
8:25 PM
Rating:

No comments: